Senin, 23 Juni 2008

Kiat Mengemudi Hemat BBM, Jual alat hemat BBM POWERMAX


Setiap kali terjadi kenaikan harga BBM, beban hidup kita (semula) memang bertambah. Karenanya kita bisa menyikapinya dengan cara berhemat kalau memang penggunaan BBM tidak bisa kita hindarkan. Dalam berkendaraan misalnya, kita bisa melakukannya dengan mengubah cara berkendaraan.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) seringkali dianggap masyarakat memperberat beban hidup. Karena itu, seringkali masyarakat menentangnya. Alasannya pun macam-macam. Namun, sebenarnya akan lebih baik bila kenaikan harga BBM itu disikapi dengan mengubah perilaku yang sebelumnya relatif boros menjadi hemat. Bukankah kenaikan harga BBM memang sulit dihindari, lantaran subsidi pemerintah terhadap komoditi ini cukup besar?

Dengan begitu, peningkatan beban hidup akibat kenaikan harga BBM bisa ditekan.

Salah satu contohnya adalah perilaku mengendarai kendaraan bermotor (ranmor). Disadari atau tidak, perilaku mengemudi mayoritas pengendara ranmor Indonesia masih jauh dari perilaku hemat BBM. Padahal, mengendarai mobil atau sepeda motor yang tidak boros BBM atau untuk irit BBM atau hemat BBM bukan pekerjaan sulit.

Macet boros, ngebut pun boros BBM
Laporan Strategic Urban Road Infrastructure (SURIP) pada 1997 menunjukkan karakteristik transportasi perkotaan Indonesia dicirikan oleh kemacetan yang kian serius. Salah satu penyebabnya, perilaku mengemudi pemakai jalan yang tidak disiplin. Kemacetan ini memboroskan BBM senilai sekitar Rp 10 triliun/tahun.

Yang juga menarik dari laporan itu, kecepatan rata-rata mobil di jalan non-tol Jakarta tak lebih dari 15 km/jam. Sementara, kecepatan rata-rata mobil di Bandung 21 km/jam (Lab. Surya ITB 1998), Manila 16 km/jam, Mexico City 31,5 km/jam, dan Los Angeles 34,1 km/jam. Kecepatan rata-rata mobil di Jakarta cuma sekitar 3 kali kecepatan jalan kaki manusia dewasa (5,4 km/jam). Sedangkan di Bandung 4 kalinya dan di Los Angeles 6 kalinya.

Dalam kemacetan, sekitar 20% waktu kerja mesin dihabiskan dalam 0 km/jam alias berhenti. Berhenti dengan mesin hidup sama artinya dengan membuang BBM, karena ranmor sedang kehilangan fungsinya sebagai alat transportasi. Ketika kendaraan mulai diakselerasi (digas), mesin harus mengatasi gaya inersia yang timbul akibat percepatan dengan cara membakar BBM ekstra. Baru beberapa meter bergerak, ranmon sudah harus direm (deselerasi) hingga berhenti kembali. Ketika menginjak pedal rem, pedal gas tentunya dilepas. Pada waktu itulah sejumlah BBM yang telanjur meninggalkan tangki BBM tidak akan terbakar dan terbuang percuma.

Karena tak sabar, sebagian pengendara juga meraung-raungkan mesin kendaraannya. Ada kecenderungan pula untuk berakselerasi-deselerasi mendadak. Semuanya jelas membuang BBM percuma. Ketika kemacetan terlampaui, secara psikologis pengendara terdorong untuk balas dendam dengan memacu kendaraannya, terutama bila melihat kondisi jalan di hadapannya kosong.

Padahal, kecepatan tinggi juga memberi andil dalam pemborosan BBM. Anggapan bahwa konsumsi BBM pada keadaan macet lebih boros ketimbang saat melaju pada kecepatan tinggi tidaklah benar. Dalam dunia aerodinamika dikenal istilah hambatan angin (Ra). Makin kencang kendaraan dipacu, Ra yang harus dilawan mesin ranmor juga naik. Akibatnya terjadi konsumsi BBM ekstra. Gangguan Ra ini mulai terasa pada kecepatan 60 Km/jam ke atas. Pada kecepatan 80 km/jam, diperlukan ekstra 15% BBM untuk melawan Ra. BBM ekstra ini meningkat lagi bila kecepatan mencapai 100 km/jam, yakni sebesar 35%.

Putaran mesin optimum
Lalu, bagaimana cara berkendaraan yang hemat BBM? Gampang, dengan mencegah terjadinya kemacetan: disiplin dalam berkendaraan. Selain itu, sebaiknya kita juga menjaga agar mesin berada pada putaran optimum untuk mencapai kecepatan yang layak.

Penjelasan teknisnya begini. Ambil contoh mobil yang digunakan bermesin 4 tak 4 silinder. Mesin ini memerlukan 4 langkah untuk mencapai 1 siklus mesin, yakni langkah isap (campuran O2 dan BBM masuk silinder), kompresi, ekspansi, dan buang. Dalam satu siklus, BBM dikonsumsi tiap silinder hanya pada langkah isap. Kalau sekali langkah isap membutuhkan 1 tetes BBM, maka mesin 4 silinder mengkonsumsi 4 tetes BBM/siklus.

Pada mesin tadi tiap siklus diselesaikan dalam 2 putaran (720o). Andai mesin bekerja pada putaran 2.000 rpm (revolution per minute), sesungguhnya cuma terjadi 1.000 siklus per menit. Kalau tiap siklus BBM yang dikonsumsi 4 tetes, maka dalam 1 menit mesin menghabiskan 4.000 tetes (1.000 x 4 tetes) BBM. Kalau putaran ditingkatkan menjadi 4.000 rpm., bahan bakar yang dibakar bertambah menjadi 8.000 tetes. Jadi, semakin tinggi putaran mesin, semakin banyak pula konsumsi BBM-nya.

Pakai POWERMAX =(Premium + PowerMAx = PERTAMAX), penghemat BBM bensin solar peluang usaha peluang bisnis peluang usaha rumahan.

Jumlah silinder juga berpengaruh pada konsumsi BBM. Pada mesin 4 tak 6 silinder misalnya, konsumsi BBM-nya akan menjadi 6 tetes/siklus. Pada putaran 2.000 rpm., mesin memerlukan bahan bakar 6.000 tetes/menit (1.000 x 6 tetes). Jika putarannya naik menjadi 4.000 rpm., bahan bakar yang dikonsumsi menjadi 12.000 tetes/menit.

Faktor lain yang mempengaruhi konsumsi BBM adalah volume silinder. Secara umum, mesin berkapasitas silinder kecil lebih irit ketimbang yang berkapasitas silinder besar. Untuk mesin 1.300 cc misalnya, volume satu tetes BBM mungkin cuma 0,1 ml. Sementara pada mesin 2.000 cc, 1 tetes BBM barangkali bisa mencapai volume 0,2 ml. Jadi, jika kedua mesin sama-sama bekerja pada 2.000 rpm., mesin 4 tak 1.300 silinder hanya mengkonsumsi 0,4 l dan mesin 4 tak 2.000 cc menghabiskan 0,8 l BBM.

Dari ketiga faktor tadi, jumlah silinder dan kapasitas mesin tidak bisa diubah. Satu-satunya variabel yang bisa dikendalikan adalah putaran mesin. Karena itu, upaya penghematan BBM saat mengemudi bisa dilakukan dengan cara mencapai putaran optimum.

Semua kendaraan memiliki putaran optimum, yakni putaran di mana efisiensi pembakaran BBM maksimal sehingga mesin mempu menghasilkan daya dan torsi maksimum. Tinggi rendahnya putaran optimum tadi beragam. Umumnya ada dalam kisaran 4.000 – 6.000 rpm..

Pakai POWERMAX =(Premium + PowerMAx = PERTAMAX), penghemat BBM bensin solar peluang usaha peluang bisnis peluang usaha rumahan.

Memang, untuk operasi perkotaan, mesin hampir tak pernah terpaksa menyediakan tenaga maksimum. Medan lalu lintas perkotaan umumnya datar dan beraspal, cukup ramah bagi kendaraan bermotor. Logikanya, jika mesin memang tak perlu menyediakan tenaga maksimum, putaran mesin yang tinggi tak terlalu diperlukan. Pengendara bisa mengendalikan mesin pada putaran secukupnya walaupun tidak memperoleh tenaga maksimal. Toh, dengan tenaga tidak maksimum pun medan lalu lintas perkotaan tetap dapat diatasi. Konsumsi BBM bisa dibuat hemat. Berdasarkan pengalaman , putaran mesin maksimal 2.000 rpm. sudah cukup untuk menaklukkan lalu lintas perkotaan asal rajin memainkan gigi transmisi.Selain itu cara yang paling baik untuk menghemat BBM adalah dengan menggunakan penghemat BBM POWERMAX. Menggunakan POWERMAX (Premium + Powermax = PERTAMAX). Kerja mesin lebih ringgan, dan mencegah mesin ngelitik / detonasi / kinclong.

Berdasarkan latar belakang teknis tadi, ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk menghemat BBM saat mengemudi. Upaya tadi adalah:

1. Bertekad untuk menghemat BBM. Sebaiknya kita tidak terpancing pengendara lain yang belum peduli akan pentingnya hemat BBM.

2. Pastikan tak ada kebocoran pada tangki, pompa, dan pipa saluran BBM agar tak ada BBM yang terbuang percuma. Caranya, dengan memeriksa sambungan las, seal, dan kekencangan baut yang ada.

3. Sesuaikan tekanan ban dengan standar yang direkomendasikan pabrik. Biasanya tabel tekanan ban tertera di bagian dalam pintu depan kanan mobil. Kita biasakan pula untuk menambah tekanan ban 1 – 2 psi di atas standar agar ban tidak segera mencapai tekanan di bawah standar. Langkah ini dapat menghemat BBM hingga 10%. Yang lebih dahsyat lagi adalah menggunakan POWERMAX (Premium + PowerMax = PERTAMAX) penghematan BBM mencapai 30%. Solusinya kenaikan BBM ada pada POWERMAX.

4. Terutama di dalam kota, jalankan ranmor dengan nyaman pada kecepatan 35 – 60 km/jam untuk meminimalkan efek Ra.

5. Sebisa mungkin operasikan mesin pada putaran relatif rendah (di bawah 2.500 r.p.m.). Juga kita sesuaikan posisi gigi transmisi dengan kecepatan. Jangan memaksa mesin bekerja pada putaran tinggi terlalu lama.

6. Hindari akselerasi-deselerasi mendadak. Sedapat mungkin percepat dan perlambat ranmor secara berangsur, tidak tiba-tiba.

7. Tinggalkan kebiasaan membawa beban terlalu berat yang sebenarnya tidak berguna. Beban terlalu berat membutuhkan kerja ekstra mesin yang berarti BBM ekstra pula.

Dengan cara berkendaraan seperti di atas penggunaan BBM saat mengemudi bisa dihemat. Perubahan harga BBM pun tidak akan terlalu merisaukan karena sekarang ada solusi untuk dapat hemat BBM yaitu dengan POWERMAX (Premium + PowerMAx = PERTAMAX) cairan penghemat BBM premium Solar . Dan Selain untuk dapat dipakai sendiri kita juga bisa mendapatkan Pasive Income. Mau tau caranya silahkan hubungi 021 – 3090 1281 atau kirim e-mail ke tovfrima@yahoo.co.id atau info@BBM-HEMAT.com sekarang juga.

Dan dapatkan e-book gratis 30 Tips dan Trik AVANZA dan XENIA (Menggungkap Rahasia AvanzaXenia) bagi yang begabung menjadi members. (penawaran ini sampai dengan 30 Juni 2008) e-book yang wajib dimiliki para pengendara mobil Avanza dan Xenia ,

Tidak ada komentar: